HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU (Hygiene Personal) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KUSTA (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba Tahun 2022)

Authors

  • Evi Evi Universitas Diponegoro Semarang
  • Sakundarno Adi Universitas Diponegoro Semarang
  • Henry Setyawan Universitas Diponegoro Semarang

DOI:

https://doi.org/10.33578/mbi.v17i4.177

Keywords:

Kusta, Kebiasaan Mandi, Kebiasaan Membersihkan Handuk, Kebiasaan Memotong Kuku, Kebiasaan Menganti Pakaian, Kebiasaan Membersihkan Tempat Tidu

Abstract

Penyakit kusta yang biasa disebut dengan lepra dengan nama ilmiahnya Morbus Hansen (MH). Penyakit Kusta ini ditularkan oeh bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penelitian ini menganalisis faktor perilaku hygiene personal pada penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Caile. Pendalaman pada penelitian ini menggunakan analitik observasional mengkaji penyebab dan bagaimana fenomena itu terjadi tanpa intervensi pada subjek terkait. Desain penelitian menggunakan case control dengan pengelompokan individu-individu pada kelompok kasus dan kelompok control untuk menilai hubungan paparan dengan penyakit. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif.      Uji bivariat yang dilakukan yaitu uji Chi-square dengan nilai p-value ≤0,000 yang artinya adanya hubungan kebiasaan mandi pada angka kejadian kasus kusta dengan nilai OR (24,182) CI 95% (9,056). Kebersihan handuk yaitu uji Chi-square dengan nilai p-value ≥0,228 yang artinya tidak adanya hubungan kebersihan handuk pada angka kejadian kasus kusta dengan nilai OR (1,519) CI 95% (3,003). Kebersihan kuku yaitu uji Chi-square dengan nilai p-value ≤0,000 yang artinya adanya hubungan kebersihan kuku pada angka kejadian kasus kusta dengan nilai OR (5,524) CI 95% (10,379).Kebiasaan mengganti pakaian yaitu uji Chi-square dengan nilai p-value ≤0,001 yang artinya adanya hubungan kebiasaan mengganti pakaian pada angka kejadian kasus kusta dengan nilai OR (3,305) CI 95% (7,073). Kebiasaan membersihkan tempat tidur yaitu uji Chi-square dengan nilai p-value ≤0,000 yang artinya adanya hubungan kebiasaan membersihkan tempat tidur pada angka kejadian kasus kusta dengan nilai OR (3,915) CI 95% (7,284). Kesimpulan pada penelitian ini menyatakan bahwa kebiasaan mandi berhubungan dengan kejadian kusta, kebiasaan membersihkan handuk tidak berhubungan dengan kejadian kusta, kebiasaan memotong kuku berhubungan dengan kejadian kusta, kebiasaan menganti pakaian berhubungan dengan kejadian kusta, kebiasaan membersihkan tempat tidur berhubungan dengan kejadian kusta

References

H. Ramadhanti, Y. Syahidin, dan D. Sonia, “Disain Sistem Informasi Retensi Rekam Medis Pasien Rawat Inap,” Explor. Sist. Inf. dan Telemat., vol. 12, no. 2, hal. 90, 2021, doi: 10.36448/jsit.v12i2.2044.

S. H. Putri, Y. Syahidin, dan M. Hidayati, “Aplikasi Radien untuk Pengolahan Data Rekam Medis dengan Microsoft Visual Studio 2010,” Expert J. Manaj. Sist. Inf. dan Teknol., vol. 11, no. 2, hal. 113, 2021, doi: 10.36448/expert.v11i2.2110.

N. Hanifah, S. A. Reihan, Y. Syahidin, dan M. Hidayati, “Perancangan Sistem Informasi Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit,” Expert J. Manaj. Sist. Inf. dan Teknol., vol. 11, no. 2, hal. 98, 2021, doi: 10.36448/expert.v11i2.2109.

T. A. Yasifa, Y. Syahidin, dan L. Herfiyanti, “Design and Build Information System for Bpjs Polyclinic Claim File Completeness At Muhammadiyah Hospital Bandung,” vol. 3, no. 4, hal. 1089–1097, 2022, [Daring]. Tersedia pada: https://doi.org/10.20884/1.jutif.2022.3.4.278.

F. Pamungkas, T. Hariyanto, E. U. Woro, P. Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dan R. Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, “Identifikasi Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Identification of Incomplete Inpatient Medical Record Documentation at RSUD Ngudi Waluyo Wlingi,” Identifikasi Kelengkapan Dok. Rekam Medis Rawat Ina. di RSUD Ngudi Waluyo, vol. 28, No 2, no. 2, hal. 5, 2015.

M. Y. Rizkika, “Analisis Kuantitatif Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap Dengan Diagnosa Fracture Femur Di RSUD Dr. RM Djoelham Binjai,” J. Ilm. Perekam dan Inf. Kesehat. Imelda, vol. 5, no. 1, hal. 62–71, 2020.

E. Santosa, E. Rosa, dan F. Nadya, “Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pelayanan Medik Rawat Jalan Dan Patient Safety Di Rsgmp Umy,” J. Medicoeticolegal dan Manaj. Rumah Sakit, vol. 3, no. 1, hal. 114692, 2014.

L. H. Try Adytya Setyadi, Yuda Syahidin, “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KELENGKAPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG,” J. Ilm. Perekam dan Inf. Kesehat. Imelda, vol. 6, no. 2, hal. 139–151, 2021, doi: 10.52943/jipiki.v6i2.575.

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, “Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit,” 2006.

Menteri Kesehatan RI, “Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008, tentang Rekam Medis,” 2008.

G. R. Hatta, “Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan (Revisi 2),” Jakarta Univ. Indones., 2013.

K. J. Hannah dkk, Medical Data Management: A Practical Guide (Health Informatics). .

bin A.-B. Ladjamudin, “Analisis dan Desain Sistem Informasi Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta.,” 2013.

Sukamto & shalahuddin, “Analisa dan Design Sistem Informasi,” 2013.

S. Nasution, “Metode Research Penelitian Ilmiah, cet,” VIII, Jakarta Bmi Aksara, 2006.

R. Pressman, Software Engineering - A Practitioners Approach. New York: McGraw-Hill Education, 2015.

Ian Gorton, Essential Software Architecture Second Edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2011.

Downloads

Published

2022-10-30

Issue

Section

Articles