INTERFERENSI FONOLOGIS BAHASA INDONESIA TERHADAP VOKAL O (오 & 어) BAHASA KOREA DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN: KAJIAN FONOLOGI
DOI:
https://doi.org/10.33578/mbi.v17i3.151Keywords:
Interfrestasi, Fonologis, Vokal O, Bahasa Korea.Abstract
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: (1) menguraikan interferensi fonologis bahasa Indonesia terhadap bahasa Korea untuk vokal o (오 & 어), (2) mengungkap faktor-faktor yang melatarbelakangi interferensi fonologi bahasa Indonesia terhadap bahasa Korea untuk vokal o (오 & 어). Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil penelitian ini adalah interferensi dengan bentuk pengurangan fonem. Seperti fonologis bunyi tteokeul menjadi ttokeul perubahan dari konsonan sengau ke bunyi bulat, Eomma menjadi Omma vocal madya menjadi vocal bulet, Ceo menjadi Cho vokal belakang setengah terbuka takbulat berubah menjadi vokal u tertutup, Eonni menjadi Onni terjadi interferensi penggantian fonem, kireseo menjadi kireso vocal madya menjadi vocal bulet, vokal O dengan tegas dan bulat. Pemakaian bahasa Korea untuk vokal 어 (eo), masyarakat yang hanya menggunakan satu bahasa dan juga ada yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Penggunaan bahasa Korea masih minim digunakan sehingga mahasiswa kesulitan untuk membiasakan diri dalam pelafalan huruf vokal (오 & 어). Faktor nonkebahasaan yaitu motivasi belajar dan sikap bahasa. Motivasi mahasiswa dalam mempelajari bahasa Korea akan memegaruhi hasil yang diperoleh. Motivasi mahasiswa dalam penelitian ini berbeda-beda seperti tertarik dengan drama Korea dan pop Korea, suka belajar bahasa baru, menambah kemampuan bahasa selain bahasa Inggris, terobsesi untuk bekerja di Korea, dan karena ingin melanjutkan studi di Korea. Kebanyakan responden menganggap vokal (오 & 어) tidak terlalu penting, sebab lawan bicara pasti akan memahami maksud dari orang yang melakukan kesalahan berbahasa tersebut. Akibatnya tidak ada upaya berlatih untuk membenarkan kesalahan fonem tersebut. Responden menganggap masyarakat pemakai bahasa memiliki toleransi kebahasaan
References
Aminoedin. 2012:Bunyi Vokal Dan Konsonan. Retrieved from Belajar Bahasa”:http://belajarbahasabah asaindonesia.blogspot.com/2012
/05/bunyi-vokal-dan- konsonan.html (diakses: 14
Maret 2020).
Aryanti. 2018.“PengaruhSikap Bahasa Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Bahasa Indonesia: Kajian Sosiolingustik”. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Azizah, Asma. 2019. “Korean Studies : Language, Literature, and Culture Conference 2019”. Academy Korean Studies (AKS).
Febrina, Ria dkk. 2016. “Fonologi Bahasa Korea”. Universitas Andalas.
Indihadi, Dian. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: UPI
Korea, B. 2015. “Konsonan Tnggal Huruf Hangeul (자음)”. Retrieved from bumikorea.com: http://www.bumikorea.com/201 5/01/konsonan-tunggal-huruf- hangeul.html (Diakses 7
Februari 2020)
Kumalasari, N. D. 2011. Efektivitas Media Lagu Dalam Meningkatkan Penguasaan Hiragana. 88
Language Education Institute Seoul National University. 2006. Active Korean 1. Seoul : Moonjinmedia
Martantya, Frederika. 2015. “Analisis Pelafalan Nasalisasi R dan Lateralisasi N oleh Mahasiswa Program Studi Bahasa Korea.” . Repository Universitas Gadjah Mada.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Muhammad Syachrun Sjam, Muhammad Darwis, Ikhwan M. Said

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.