PEMBENTUKAN KOMUNITAS PERTANIAN PERKOTAAN SEBAGAI SALAH SATU BENTUK MENGHIDUPKAN KEMBALI INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT KOTA

Authors

  • Teungku Ichramsyah Darwis Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya No.4, Jakarta
  • Renny Nurhasana Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya No.4, Jakarta
  • Chotib Chotib Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya No.4, Jakarta
  • Eurika Putri Andita Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya No.4, Jakarta

Keywords:

Komunitas Pertanian, Perkotaan, TPA Ikhlasul Machfudz

Abstract

Pertumbuhan kota yang tidak terencana telah membuat masyarakat tidak dapat menyalurkan nafsu sosial untuk berinteraksi akibat tidak seimbangnya pembangunan antara fasilitas, jarak, dan jumlah penduduk yang terdapat di Jakarta. Hal ini dapat memunculkan sifat individualisme masyarakat urban sehingga perlu diciptakan ruang-ruang interaksi baru, salah satunya dengan menciptakan pertanian perkotaan. Artikel ini dimaksudkan agar menciptakan suatu kegiatan yang dapat menghidupkan kembali interaksi sosial melalui kegiatan pertanian perkotaan melalui kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang dimulai dengan menciptakan lahan pertanian perkotaan hingga pengaturan jadwal pengelolaan lahan. Metode dilaksanakan dengan menyediakan sebuah lahan pertanian kota sebagai tempat interaksi dan kegiatan produktif masyarakat yang berlokasi di TPA Ikhlasul Machfudz, Kecamatan Jagakarsa, Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan menghasilkan ruang interaksi baru masyarakat di sekitar TPA Ikhlasul Machfudz. Peserta memiliki kegiatan produktif yang melibatkan interaksi antara masyarakat sekitar sehingga masyarakat dapat menyalurkan nafsu sosial dengan tersedianya tempat dengan jarak yang relatif dekat.

References

Mumford, L. (2016). What is a City ? In The City Reader (p. 112). Routledge.

Kazepov, Y. (2005). Changing contexts, local arrangements, and the challenge to social cohesion. Cities of Europe, 3-42.

Montaye, E. (2017). Urban dwellers experiences regarding loss of natural environments due to rapid urbanization. Minneapolis, United State: Walden University.

Ekawati, S. A. (2023). Urban Farming di Permukiman Pesisir untuk Mendukung Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Jurnal Tepat (Teknologi Terapan Untuk Pengabdian Masyarakat), 6(1), 201-215.

Kaufman, J., & Bailkey, M. (2000). Farming Inside Cities: Entrepreneurial Urban Agriculture in the United States. Massachusetts, United States: Lincoln Institute of Land Policy.

Haryuni, Sapto, P., Suswadi, Mrih, R., & Achmad, F. A. (2021). Pengembangan Pertanian Perkotaan Jenis dan Pengelolaannya (Review Artikel). Seminar Nasional Dies Natalis Ke-41 (pp. 155-163). Surakarta: Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Sundari, R. S., Sulistyowati, L., Noor, T. I., & Setiawan, I. (2023). Break Barriers: The Woman Roles In Urban Farming Development In Indonesia. Baltica, 48-67.

Downloads

Published

2025-04-28

Issue

Section

Articles