KEMUNCULAN MASYARAKAT SOSIAL ORANG PULO SEBAGAI DAMPAK URBANISME KEPULAUAN SERIBU

Authors

  • Natanael Simanjuntak Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33758/mbi.v18i8.729

Keywords:

Kepulauan Seribu, Urbanisme, Sistem Paksaan, Kolonialisme

Abstract

Penelitian ini menganalisis kemunculan masyarakat sosial Orang Pulo sebagai dampak dari urbanisme di Kepulauan Seribu serta mengkaji perubahan yang terjadi dalam masyarakat ditinjau dari catatan sejarah di kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman tentang proses urbanisme yang terjadi di Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan penjabaran catatan sejarah di Kepulauan Seribu dan menganalisanya dengan teori urbanisme yang dikemukakan Paul Wheatley yang menjelaskan proses urbanisme dalam 2 bentuk, yaitu Sistem Kebangkitan dan Sistem Paksaan. Dalam studi kasus Kepulauan Seribu, proses urbanisme dimulai dari proses kolonialisme sebagai awal mula terjadinya terjadinya integrasi sosial budaya. Hal ini menyebabkan munculnya masyarakat sosial baru yang menyebut dirinya sebagai Orang Pulo. Proses urbanisme dengan sistem paksaan di Kepulauan Seribu menyebabkan transformasi masyarakat menjadi masyarakat yang lebih terurbanisasi. Sistem paksaan tersebut membawa dampak signifikan terhadap kemunculan masyarakat sosial Orang Pulo, yang mengalami perubahan dalam gaya hidup dan pola interaksi sosial, seiring dengan proses urbanisme yang terjadi.

References

Adryamarthanino, V. (2022). Sejarah Pulau Bidadari. Diakses Pada 10 Juni 2023, dari www.kompas.com.

Ardianto, P. (2023). Mengenal Pulau Kelor, Peninggalan Kolonial Belanda. Diakses pada 10 Juni 2023, dari www.pulauseribu.jakarta.go.id.

BPS (2023) Kepulauan Seribu Dalam Angka. Jakarta, Indonesia.

Cahyadi, I. (2018). Analisis Kualitas Air Tanah Pada Musim Kemarau di Pulau Koral Panggang, Kepulauan Seribu. Jakarta, Indonesia.

Castells, M. (2020). Space Of Flows, Space Of Places : Materials For A Theory Of Urbanism In The Information Age. The City Reader 7th Edition. Routledge: New York.

Damarjati, D. (2019). Dipengaruhi Banyak Suku, Kepulauan Seribu Punya Logat Yang Unik. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://news.detik.com/berita/d-4461311/dipengaruhi-banyak-suku-kepulauan-seribu-punya-logat-yang-unik.

Fauzan, R. (2022). Penelusuran Jejak Arsitektur Vernakular Bugis Pada Permukiman Nelayan Kamal Muara. Fakultas Teknik. UI: Depok.

Ibnu, F. (2023). Kue Barongko, Menu Buka Puasa Khas Pulau Sebira. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://www.rri.co.id/kalimantan-utara/ramadan/203277/kue-barongko-menu-buka-puasa-khas-pulau-sebira.

Idris, F. (2023). Mengenal Silat Mandar Asli Pulau Tidung. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://www.senibudayabetawi.com/7211/mengenal-silat-mandar-asli-pulau-tidung.html.

Irsyad, R. E. (2012). Orang Pulo di Pulau Karang. Suwung: Jakarta.

Koentjaraningrat. (2011). Pengantar Antropologi 1. Jakarta : Rineka Cipta.

Kramadibrata, K. (1994). Kedwibahasaan di Kepulauan Seribu. Fakultas Sastra. UI: Depok

Kurniawan, R. (2023). Desa Wisata Pulau Kelapa, Wisata Bahari Permukiman. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://kolomdesa.com/2023/02/22/desa-wisata-pulau-kelapa-wisata-bahari-pemukiman.

Matsuki, H. (2022). LAP Bersama Masyarakat Bugis Gelar Sedekah Laut. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://harianppu.id/2022/01/19/lap-bersama-masyarakat-bugis-gelar-sedekah-laut.

Mattulada. (1985). Satu Lukisan Analitik terhadap Antropologi Politik Orang Bugis, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Maulana, R. (2009). Bahasa - Bahasa di Kepulauan Seribu. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. UI: Depok.

Prakoso, R. J. (2019). Kisah Pulau Tidung yang Berasal dari Raja Kalimantan. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4728197/kisah-pulau-tidung-yang-berasal-dari-raja-kalimantan.

Putri, J. (2020). Alasan Kepulauan Seribu Belum Siap Menjadi Bali Baru. Diakses Pada 08 April 2023, dari https://wartakotatravel.tribunnews.com/2020/05/11/ini-alasan-kepulauan-seribu-belum-siap-menjadi-bali-baru?page=all.

Selleger, H. (1906). De Duizend-eilanden. Tijdschrift voor het binnenlandsch bestuur, H. G. Aalst, Jaargang 1, Aflevering 30, 1 Januari 1906.

Syamsiyah, I. (1994). Sejarah Kepulauan Seribu. Fakultas Sastra. UI: Depok.

Tjahjono, G. (1999). Peran Arsitektur dan Antropologi dalam Tata Ruang Kota Indonesia Abad 21. Antropologi Indonesia, (59).

Wheatley, P. (1983). Nagara And Commandary : Origins of the Southeast Asian Urban Traditions. Committee On Geographical Studies.

Wirth, L. (1938). Urbanism As a Way Of Life. The City Reader 7th Edition. Routledge: New York.

Wurjantoro, E. (1994). Kepulauan Seribu Sejarah dan Peninggalan Arkeologinya. Fakultas Sastra. UI: Depok.

Downloads

Published

2024-03-01

Issue

Section

Articles