POLA KEMITRAAN PENTAHELIX DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BUWUN SEJATI, LOMBOK BARAT NTB

Authors

  • Sri Susanty STP Mataram
  • Murianto Murianto Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram
  • Ander Sriwi Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

DOI:

https://doi.org/10.33758/mbi.v18i6.583

Keywords:

Kemitraan, Pengembangan, Desa Wisata, Buwun Sejati

Abstract

Desa Wisata Buwun Sejati ini merupakan salah satu desa wisata di Narmada, Lombok Barat NTB. Desa ini sangat kaya potensi wisata wisata alam dan tradisi masyarakat. Destinasi primadona adalah kolam alami Aik Nyet dan Bunut Ngengkang. Aik Nyet merupakan kawasan hutan yang memiliki banyak sumber mata air. Untuk mendukung tata kelola dan tata pamong yang baik, maka keterlibatan antar pihak mutlak diperlukan. Mereka ini disebut sebagai pentahelix pariwisata yang meliputi kolaborasi 5 (Lima Unsur) unsur subjek atau stakeholder pariwisata, yaitu: Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media. Pola kemitraan yang terjalin nantinya merupakan sebuah system yang saling berinteraksi dan berkolaborasi.  Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui pola kemitraan yang efektif antara masing-masing pentahelix pariwisata dalam mewujudkan Desa Buwun Sejati yang terintegrasi dan berkelanjutan. Diharapkan dengan pola kemitraan yang dibentuk ini, maka kerjasama yang mutualisme dapat terwujud.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.  Berlokasi di Desa Wisata Buwun Sejati Lombok Barat. Cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara semi-struktur, dokumentasi, dan focus group discussion menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif kualitatif.  Luaran penelitian berupa pola kemitraan pentahelix dalam pengembangan Desa Wisata Buwun Sejati di Kecamatan Narmada, Lombok Barat NTB.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan pentahelix dalam pengembangan pariwisata di Desa Buwun Sejati dilihat dari dimensi kesetaraan (equality), transparansi, dan saling menguntungkan. Dari dimensi kesetaraan semua pihak telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Transparansi dalam pengelolaan informasi diwujudkan melalui pertemuan rutin dan penggunaan media online dan media cetak baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Transparansi dalam hal keuangan diwujudkan melalui laporan penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan. Kemitraan yang telah dijalin masing masing mendapatkan keuntungan. Pemerintah mendapatkan PAD dan membuka lapangan pekerjaan, masyarakat mendapatkan fasilitas dan pekerjaan di bidang pariwisata, swasta mendapatkan laba, akademisi mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi, dan media menjadikan desa ini menjadi sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat lainnya. Pola kemitraan pentahelix mengarah kepada sekenario Pola Kemitraan Produktif masing-masing pihak bersifat simbiosis mutualisme. Relasi yang tercipta antara para stakeholders pariwisata tersebut tercipta dan  memunculkan pembagian peran atau fungsi yang seimbang.

Kemitraan bersama akademisi perlu ditingkatkan lagi untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia Lembaga Desa, Pokdarwis, pelaku wisata, dan BUMDesa Desa Buwun Sejati.  Untuk kemitraan selanjutnya diharapkan kepada upaya pengembangan desa wisata menuju desa wisata yang maju dan mandiri.  Hal ini dapat dilakukan dengan  memperkuat kapasitas kelembagaan Pokdarwis, meningkatkan manajemen pariwisata dengan pembinaan dan bimbingan dari mitra, mendatangkan investor-investor luar untuk menunjang peningkatan sektor pariwisata yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat, dan penataan dan pembenahan obyek wisata yang berada di wilayah Desa Buwun Sejati.

References

A’inun, F., Krisnani, H. and Darwis, RS. 2015. Pengembangan Desa Wisata melalui Konsep Community Based Tourism’ Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3),pp.341-346

Etzkowitz, H. & Leydesdorff, L. 1995. The Triple Helix. University-Industry-Government Relations: A Laboratory for Knowledge Based Economic Development. EASST Review, 14(1), pp. 14-19, 1995.

Lindmark, A., Sturesson, E., & Roos, M.N. (2009). Difficulties of Collaboration for Innovation. Land University

Mohr, J. dan R. Spekman. 1994. “Characteristics Of Partnership Success: Partnership Attributes, Communication Behavior, And Conflict Resolution Techniques”. Journal Strategy Management. 15(2) hal: 135-152.

Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta : Gadjah Mada university Press.

Peraturan Menteri Pariwisata Pepublik Indonesia Nomer 14 tahun 2016 Tenteng Pedomen Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Jakarta : Kementrian Pariwisata

Soemaryani Imas.2016. Pentahelix Model To Increase Tourist Visit To Bandung And Its Surrounding Areas Through Huan Resource Development. Journal. Academy of Strategic Management. Volume 15, Special Issues 3

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wardiyanta, 2006, Metode Penelitian Pariwisata, Yogyakarta : ANDI.

Wibisono, Yusuf.(2007) Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.

Downloads

Published

2023-09-03

Issue

Section

Articles