IMPLEMENTASI CHSE PADA RESTORAN DAN RUMAH MAKAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI KABUPATEN LOMBOK BARAT
DOI:
https://doi.org/10.33758/mbi.v18i1.564Keywords:
CHSE, Restoran, Rumah Makan, Kawasan Wisata SenggigiAbstract
Sektor pariwisata memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan sektor ekonomi, juga merupakan salah satu sumber penghasil devisa andalan. Di Kabupaten Lombok Barat banyak daya wisata alam, budaya dan buatan tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan menonjolkan eksotisme wisata masing-masing seperti Senggigi, Cemara, Sekotong dan yang lainnya. Dengan kondisi pandemic Covid 19 praktis tingkat kunjungan wisata menjadi permasalahan tersendiri karena adanya pelarangan bepergian atau bepergian dengan sejumlah syarat maupun protocol kesehatan melalui penerapan cleans, healty, safty, enveroment (CHSE) baik bagi pengunjung maupun para pelaku dan jasa usaha pariwisata. Tujuan penelitian secara umum untuk menganalisis implementasi CHSE pada restoran dan rumah makan di kawasan wisata Senggigi kabupaten Lombok Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodete kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey dan koesioner yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukan minimnya pelaksanaan implementasi dari CHSE pada restoran atau rumah makan di kawasan wisata Senggigi Kabupaten Lombok Barat. Terdapat 231 restoran dan rumah makan dengan rincian 31 resoran dan rumah makan yang berijin di kecamatan Batulayar, dan 3 restoran dan rumah makan yang tidak berijin dengan 1.830 kapasitas tempat duduk, hamp1r 50 % tidak beroperasi dan terancam bangkrut sehingga ketersediaan restoran dan rumah makan selama covid 19 yang masih eksis beroprasi sekitar 20 % atau 45 restoran dan rumah makan. Implementasi CHSE yang menjadi persyaratan restoran yang masih beroperasi juga sangat kecil dimana restoran dan rumah makan hanya 5 % yang mengimplementasi CHSE itupun restoran yang terkait langsung dengan restoran dan rumah makan di dalam hotel, sedangkan restoran dan rumah makan diluar hotel belum melaksanakan karena keterbatasan informasi dari pemangku kepentingan.
References
Andayani, A. A. I., Martono, E., & Muhamad, M. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi Di Desa Wisata Penglipuran Bali). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(1), 1–16. https://doi.org/10.22146/jkn.18006
Anggarini, D. T. 2021. Upaya Pemulihan Industri Pariwisata Dalam Situasi Pandemi COVID-19. Jurnal Pariwisata, 8(1), 22–31. https://doi.org/10.31294/par.v8i1.9809
Anttonen, M., Halme, M., & Nurkka. (2013). The Other Side Of Sustainable Innovation: is there a demand for innovation services? Journal Of Cleaner Production 45 (2013) 89-103.
Bartik, A. W., Bertrand, M., Cullen, Z. B., Glaeser, E. L., Luca, M., & Stanton, C. T. 2020. How are small businesses adjusting to COVID-19? Early evidence from a survey (No. w26989). National Bureau of Economic Research
Brahmanto, E. 2015. Magnet Paket Wisata dalam Menarik Kunjungan Wisatawan Asing Berkunjung ke Yogyakarta. Jurnal Media Wisata Vo.13.No.2
Buhalis, D. (2000). Marketing The Competitive Destination Of The Future. Journal Tourism Management, 21 (1) 97-116. 6 JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS Vol 5, No 2, November 2021.
Devy Dwi Fajri. 2020. Pelatihan Penerapan Protokol Kesehatan Karyawan Restoran dan rumah makan di Masa Tatanan Normal Baru, Jurnal Abdimas Pariwisata Vol. 1 No. 2 Tahun 2020; hal 60-65
Fajar Adi Prakoso. 2020. Dampak Coronavirus Disease (Covid-19) Terhadap Industri Food & Beverages: Jurnal Manajemen Bisnis (JMB). 2020; 33 (1), 1-6
Gangwei Cai, Lei Xu, Weijun Gao. (2021). The green B&B promotion strategies for tourist loyalty: surveying the restart of Chinese national holiday travel after COVID-19, International Journal of Hospitality Management, Volume 94, 2021, https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2020.102704.
Gursoy, D., Chi, C. G., & Chi, O. H. (2020). COVID-19 Study 2 Report: Restaurant and Restoran dan rumah makan Industry: Restaurant and Restoran dan rumah makan customers’ sentiment analysis. Would they come back? If they would, WHEN? (Report No. 2), Carson College of Business, Washington State University.
Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia: Jakarta
Jano Jiménez-Barreto, Sandra Loureiro, Erik Braun, Erose Sthapit, Sebastian Zenker. (2021). Use numbers not words! Communicating Restoran dan rumah makan s’ cleaning programs for COVID-19 from the brand perspective, International Journal of Hospitality Management, Volume 94, 2021, https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2021.102872.
Kemenparekraft, 2019, Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwistaaan, Jakarta: Kemenparekratf. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2020). Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Restoran dan rumah makan.
Kotler, P & Keller, K. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 13, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Nugraheni, K. S., Maria, A. D., & Octafian, R. (2020). Penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environment (CHSE) Homestay Untuk Keselamatan Wisatawan. Jurnal Abdimas Sosial Dan Humaniora, 1(1), 18–22. Perhimpunan Restoran dan rumah makan dan Restoran Indonesia. (2020).
Maleong, L. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung
Panduan Umum Normal Baru Restoran dan rumah makan dan Restoran dalam Pencegahan Covid-19. Badan Pimpinan Pusat Perhimpunan Restoran dan rumah makan dan Restoran Indonesia. Jakarta.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta: Bandung
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta: Bandung
Tandilino, S. B. 2020. Penerapan Cleanliness, Health, Safety, & Environmental Sustainable (CHSE) dalam Era Normal Baru pada Destinasi Pariwisata Kota Kupang. TOURISM: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and MICE, 3(1), 62–68.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 I Putu Gede

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.