KEHANCURAN EKOSISTEM LAUT PADA TAYANGAN FILM DOKUMENTER : ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM MENGUNGKAP KONDISI EKOSISTEM LAUT PADA FILM SEASPIRACY KARYA ALI TABRIZI

Authors

  • Gatry Pertiwi Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang, Mataram
  • Zaenal Abidin Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang, Mataram
  • Ana Fitriana Poerana Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang, Mataram

DOI:

https://doi.org/10.33578/mbi.v16i11.29

Keywords:

Representasi, Film, Kehancuran Ekosistem laut, Semiotika John Fiske.

Abstract

Film Seaspiracy merupakan film dokumenter yang dirilis pada tahun 2021, film ini merupakan sekuel dari film Seaspiracy yang menjadi salah satu inspirasi bangkitnya perfilman khususnya film dokumenter di beberapa negara. Film Seaspiracy menceritakan mengenai kerusakan ekosistem laut yang terjadi di beberapa negara, ia juga mengungkapkan fakta penyebab hingga dampak atas terjadinya kerusakan ekosistem laut yang semakin meningkat di beberapa negara di dunia. Hal ini menjadi ketertarikan peneliti untuk mengangkat penelitian mengenai representasi kerusakan ekosistem laut yang ada dalam film ini.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana representasi makna kehancuran ekosistem laut dalam film yang berjudul “Seaspiracy” yang memfokuskan pada kode realitas, representasi dan ideologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan maksud untuk memahami sebuah fenomena dari subjek penelitian. penelitian ini memperoleh data dari Bahasa dan perilaku. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika John Fiske berdasarkan kode-kode televisi (The codes of television) yang terbagi menjadi tiga level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Analisis semiotika ini mengkaji tanda, teks, dan simbol-simbol. Dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya representasi kehancuran ekosistem laut dalam film Seaspiracy yang terlihat dari tiga level yang telah dikemukakan oleh John Fiske. Pada level realitas, makna kehancuran ekosistem laut dilihat dari aspek penampilan, cara berbicara, perilaku, ekspresi dan lingkungan.

References

Anselm, S. (2003). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Pustaka Belajar.

Arif satria. (2017). Krisis Laut Dunia. Rabu, 05 April.http://pkspl.ipb.ac.id/berita/detail/krisis-laut-dunia %0D%0A%0D%0A.

Berger, A. A. (2000). Media And Communication Research Methods. sage.

FAO. (2018). FAO (The fight to save our oceans). Food and Agriculture Organization Of the United Nations. Jumat, 07 Mei. http://www.fao.org/fao-stories/article/en/c/1136937/

Fiske, J. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada.

Hutami, I. Y. (2018). Membedah Komodifikasi Isi Pesan Mini Drama Line “Nic And Mar”(Analisis Semiotika John Fiske Terhadap Mini Drama Line). Simulacra, 1(1) , 101-116.

Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Pustaka Belajar.

Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2003.

Setiasari, A. (2019). Representasi Cinta Pertama Dalam Film Eiffel I’m In Love 2. Universitas Singaperbangsa Karawang.

Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

UNESCO. (2017). Facts and Figures on Marine Pollution. Unesco. Rabu, 12 Mei. http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/ioc-oceans/focus-areas/rio-20-ocean/blueprint-for-the-future-we-want/marine-pollution/facts-and-figures-on-marine-pollution/ .

Downloads

Published

2022-06-11

Issue

Section

Articles