PENINGKATAN KUALITAS PENGINAPAN DAN WARUNG MAKAN UNTUK PELAYANAN PARIWISATA DI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.33578/mbi.v17i6.242Keywords:
Pariwisata, Standar Usaha, Edukasi, Pendampingan, PromosiAbstract
Pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan. Saat ini banyak dikembangkan model pariwisata berbasis desa wisata. Tujuan dikembangkan desa wisata adalah pelibatan masyarakat setempat dengan mengembangkan mutu produk desa tersebut. Desa wisata dibangun dengan konsep kembali ke alam dan menawarkan gaya hidup masyarakat yang lebih alami dengan menunjukkan keaslian budaya daerah. Dalam pengembangannya, desa wisata membutuhkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata, salah satunya adalah penginapan dan warung makan dan minum. Kepulauan Seribu merupakan tempat tujuan pariwisata yang diminati masyarakat, membutuhkan edukasi potensi usaha penginapan dan usaha warung makan serta minum. Peningkatan kualitas dari usaha penginapan dan usaha warung makan serta minum memberikan dampak terhadap kegiatan pariwisata. Setelah adanya edukasi yang sesuai dan dipraktekkan dengan pendampingan secara langsung, usaha penginapan dan usaha warung makan serta minum dapat memperbaiki standar dan terpromosi dengan baik.
References
A.J. Muljadi. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Andayani, A. A. I., Martono, E., & Muhamad, M. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi Di Desa Wisata Penglipuran Bali). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(1), 1. https://doi.org/10.22146/jkn.18006
Azahra, R. K., & Khadiyanto, P. (2013). Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus: Desa Karang Tengah, Kabupaten Bantul). Ruang, 1(1), 51–60.
Buhalis, Dimitros. (2000). Marketing the Competitive Destination of the Future. Tourism. Journal of Management. Volume 21, Issue 1.
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105–117.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata.
Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Rusyidi, B., & Fedryansah, M. (2018). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jurnal Pekerjaan Sosial, 1(3), 155–165.
Sudana, I. P. (2013). Strategi Pengembangan Desa Wisata Ekologis di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan. Analisis Pariwisata, 13(1), 11–31.
Surat Keputusan Nomor 18 tahun 2019 tentang Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Puja Berhias Kelurahan Pulau Untung Jawa Periode Tahun 2019 – Tahun 2022.
Wijaya, G. (2018). Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berwawasan Lingkungan. Studi Pustaka, 6(4).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Reinhard George Sirait, Renny Nurhasana, Asep Parantika

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.